Pernah ngga waktu kita berada di sebuah ruang publik, kita sering berpapasan dengan seorang manula (bisa perempuan bisa pria) yang tidak kita kenal. Out of politeness (yang katanya kita negara berbudaya sopan dan yang dari kecil dijejelin PMP), kita mencoba melemparkan senyum ke orang manula tersebut. Biasanya, manula itu jalan udah dengan muka ngambek & nge-bete-in. Yang ini bisa terjadi karena betapa susahnya dia berjalan. Nah, setelah tersenyum, maklum 'synapses' manula ini udah tidak 100% berfungsi, pertama dia masih dengan muka bingung kemudian ada yang maksa senyum, ada terus ngedumel ngga beraturan.
Yang gw pengen tau, kebanyakkan setelah papasan ini si manula ini pasti mencoba menengok ke arah kita, yang sudah menjalankan sikap terpuji seperti tertera di PMP dengan tersenyum. Kira-kira, kenapa hampir semua manula berusaha menengok kembali ke arah kita biarpun tadi dia cuma nge-dumel ketika disenyumin.
Kenapa yah kira-kira mereka harus nengok kembali ke arah kita?
No comments:
Post a Comment